Di dalam
bagian Kitab suci yang akan kita baca, ada sebuah frasa kecil, yang di dalam
bahasa Inggris tidak dapat membawa, atau tidak mengandung maksud yang dalam dari
inspirasi rasul Yohanes ketika dia menuliskannya. Dan sebagaimana yang dia
pikirkan, dia menekankannya secara ganda, dan dia mengulang frasa kecil itu:
Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.
Ia pada
mulanya bersama-sama dengan Allah.
Dia mengulang frasa kecil itu,
yang diterjemahkan di sini sebagai “bersama-sama dengan Allah.”
Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.
Ia pada
mulanya bersama-sama dengan Allah.
Dia mengulanginya.
Di dalam
Perjanjian Baru Bahasa Yunani Dr. Patterson's, bahwa dia selalu mengikuti—untuk
dipertahankan dalam mimbar, dibaca setiap saat—terjemahan “bersama-sama dengan
Allah” yang adalah pros ton theon, secara literal berarti, “muka dengan
muka bersama dengan Allah.” Dan kata logos ini—ketika Yohanes menulisnya
sektar tahun 90 hingga 100 A.D., kata logos, di dalam falsafah Yunani,
memiliki sebuah keistimewaan dan arti yang luas—semua dari kata “logi’ anda,
seperti geologi, zoologi, biologi, semua kala “logi” berasal dari kata logos
ini—di dalam falsafah Yunani, ia telah memiliki sebuah keistimewaan dan arti
yang luas.
Dan
Yohanes mengambil kata itu dan menggunakannya di sini, mengaplikasikannya kepada
Allah yaitu Tuhan Allah Kristus. Dengan kata logos itu, dia menunjuk
kepada Allah yang aktif, Allah yang bergerak, yang mencipta dan yang
memanifestasikan diriNya. Logos dan yang aktif itu, yang mencipta, yang
bergerak, manifestasi Allah telah berada dalam permulaan pros ton theon,
berhadapan muka dengan muka bersama Allah.
Kemudian
dia berkata dalam ayat empat belas: “Logos itu telah menjadi manusia dan
diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Sebagaimana dia menjelaskannya dalam pasal pertama dalam Surat pertamanya:
“Allah telah dinyatakan—logos ini—yang aktif ini, sebab musabab,
pencipta, pembimbing, yang bekerja, manifestasi Allah. Kami telah merabaNya
dengan tangan kami. Kami telah menyentuhNya. Kami telah melihatNya dengan mata
kami. Kami telah mendengarNya dengan telinga kami, Allah yang telah dinyatakan
dalam daging.
‘Kebesaran
adalah misteri dari keilahian’ Allah yang bermanifestasi di dalam manusia. Itu
adalah himne lama yang dikutip oleh Paulus dari jemaat pertama. Itu adalah suatu
hal yang luar biasa, apa yang dapat kita temukan ketika kita membaca Alkitab:
Ada sebuah
penampakan selamanya
Di atas
lembaran-lembaran
Dari catatan suci
Sebuah kemuliaan
yang tak dapat dibandingkan
Seseorang, satu
pribadi
Lagi, lagi dan
lagi
Apakah engkau
melihatNya
Apakah Dia
menampakkan diri.
Ini adalah
malaikat Teofani: manifestasi Allah. Dia disebut sebagai “Malaikat muka Tuhan,”
“malaikat kehadiran Yehova,” “malaikat Tuhan.” Dia menampakkan diri di
lembaran-lembaran suci secara berulang-ulang.
Sebagai
contoh, di dalam Kejadian pasal tiga puluh satu, Malaikat Tuhan menampakkan diri
kepada Yakub dan berkata, “Akulah Allah yang di Betel.” Betapa sebuah hal yang
sangat mengherankan!
Atau,
berpalinglah ke dalam kitab Kejadian pasal tiga puluh dua, kisah tentang Yakub
yang bergulat dengan malaikat semalam-malaman, dan akhir dari kisah itu malaikat
itu mengganti namanya dari Yakub menjadi Israel:Pangeran Allah. Dan setelah
pengalaman malam itu, Yakub berkata, “Ini adalah Pniel”—menamai tempat itu
sebagai Pniel, “muka Allah”—‘karena,” katanya, “aku telah melihat Allah muka
dengan muka.” Tetapi itu adalah seorang malaikat yang bergumul dengan dia
semalam-malaman.
Lihat lagi dalam kitab Kejadian pasal empat puluh delapan, Israel kuno
memberkati kedua anak Yusuf, Efraim dan Manasye. Dan dia menggunakan sebuah
ungkapan untuk menggambarkan hidupnya. Dia berkata, “Allah yang telah menjadi
gembalaku dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya.”
Itu adalah
sebuah hal yang sangat mengherankan! Pros ton theon, muka dengan muka
bersama Allah di dalam permulaan. “Allah yang telah menggembalakan aku, Malaikat
yang telah melepaskan aku dari segala bahaya”—Dan, di dalam Alkitab versi
Kings James Version, kata Malaikat di mulai dengan huruf kapital.
Atau, lagi
di dalam kitab Keluaran pasal empat belas, itu adalah Malaikat yang mewakili
kehadiran Allah di dalam namaNya sendiri. Ini adalah Malaikat Tuhan yang
memimpin Israel, yang melepaskan keturunan Yakub dari Mesir dan menuntun mereka
menuju tanah perjanjian dan melepaskan mereka dari penduduk Kanaan.
Itu adalah
Malaikat Tuhan. Siapakah Dia?
Dan, Dia
menampakkan diri secara berulang-ulang dalam lembaran-lembaran suci. Di dalam
Kejadian 14: “Dan Melkisedek, raja Salem”—Salem berarti damai,
…
Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam El Eyon,
Allah Yang Mahatinggi.
Lalu ia
memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang
Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
Dan
terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu."
Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
Siapakah pribadi itu?
Di dalam
Kitab Ibrani pasal tujuh disebutkan:
Sebab
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan
memberkati dia.
Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya
Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja
damai sejahtera.
Ia tidak
berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya
tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap
menjadi imam sampai selama-lamanya.
Siapakah Dia? Tidak memilihi
pendahulu, tidak memiliki silsilah, tidak memiliki keturunan. Siapakah
Melkisedek ini, yang menampakkan diri di hadapan Abraham, dan memberkati bapa
orang beriman itu, dan kepadanyalah Abraham memberikan persepuluhan dari segala
yang dia miliki? Siapakah Melkisedek ini?
Lagi di
dalam Keluaran pasal tiga:
Lalu
malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari
semak duri.
Lalu ia
berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat; tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab
tempat di mana engkau berdiri itu adalah tanah yang kudus.
Dan Musa bertanya
kepada Malaikat ini: “Siapakah namaMu? Tetapi apabila aku mendapatkan orang
Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku
kepadamu dan mereka bertanya kepadaku: bagaimanakah tentang namaNya? Apakah yang
harus kujawab kepada mereka?” Lalu Malaikat Tuhan menjawab, “Aku adalah Aku.
Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: Akulah Aku telah mengutus aku
kepadamu.”
Siapakah
Malaikat Tuhan yang memanggil Musa, yang menyebutkan namaNya, “Akulah—Yang
Mahakuasa dan Yang Mahabesar.” Siapakah Malaikat itu?
Berpalinglah lagi ke dalam kitab Keluaran pasal dua puluh empat: “Dan naiklah
Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu, dan tujuh puluh orang dari para tua-tua
Israel, dan mereka melihat Allah Israel.”
Apa?
Yohanes 1:18 berkata, “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.” Allah adalah
Roh dan anda tidak dapat melihat roh. Tetapi Musa dan Harun, serta Nadab dan
Abihu, serta tujuh puluh tua-tua Israel melihat Allah Israel.
KakiNya
berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang
terangnya seperti langit yang cerah. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel
itu tidaklah diulurkanNya tanganNya; mereka memandang Allah, lalu makan dan
minum.
Siapakah
yang telah mereka lihat? Siapakah Pribadi yang luar Biasa yang sangat
menakjubkan ini, yang dilihat oleh Musa, Harun, Nadab, Abihu dan tujuh puluh
orang dari tua-tua Isreal. Siapakah Orang itu?
Kita
berpaling lagi ke dalam Yosua pasal 5:
Ketika
Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangannya, dilihatnya seorang Prajurit
dengan pedang yang terhunus di tangannya.
Dan Yosus
mendekatinya dan bertanya kepadanya, “kawankah Engkau atau lawan?”
Dan
Prajurit itu menjawab, “Bukan, tetapi Aku adalah Tuhan Panglima Balatentara
Israel dan sekarang Aku datang.
—“Sebagai Panglima atas seluruh
malaikat ciptaan dan serafim, kerubim, dan penghulu malaikat di sorga”—“Sebagai
Panglima dari seluruh Balatentara Tuhan Allah dan sekarang aku datang.”
Lalu
sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, dan menyembah.
—Jika dia menyembah sebuah
ciptaan, maka dia adalah penyembah berhala—
Lalu
sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadaNya: “Apakah
yang akan dikatakan Tuanku kepada hambaNya ini?”
Dan
panglima Balatentara Tuhan itu berkata kepada Yosua: Tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.”
Siapakah
Panglima ini, Pribadi yang luar biasa dan yang menakjubkan ini yang menampakkan
diri kepada Yosua saat dia mulai menaklukkan tanah Kanaan dan Pribadi ini
menggambarkan DiriNya sebagai Tuhan dan Panglima dari seluruh kumpulan malaikat
yang mulia? Siapakah Pribadi itu?
Di dalam
Mazmur, penyanyi yang manis dari Israel, yaitu Daud, dalam Mazmur Mesianik pasal
dua, berkata:
Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut, ciumlah AnakNya dengan gemetar.
Ciumlah
anakNya, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali
murkaNya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung kepadaNya!
Siapakah Orang itu? “Ciumlah
AnakNya” Percayalah di dalam Dia, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di
jalan. Siapakah itu?
Atau dari
ribuan pasal lainnya , di dalam Mazmur pasal seratus sepuluh: Tuhan telah
bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal. “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya,
menurut Melkisedek.” Siapakah Imam itu, yang akan tetap teguh di dalam ibadahNya
sampai selama-lamanya menurut ketetapan Melkisedek? Siapakah itu?
Sekali
lagi dalam kitab Yesaya: ‘dalam tahun matinya raja Uzia, Aku melihat Tuhan”—“Tidak
seorang pun yang pernah melihat Allah.”
Dalam
tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan
menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Para
Serafim berdiri di sebelah atas-Nya…. Dan mereka berseru seorang kepada seorang,
katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh
kemuliaan-Nya!"
Maka
bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah
itupun penuhlah dengan asap.
Lalu
kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan
aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat
Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.
Siapakah itu, seorang Pribadi
yang penuh kemuliaan yang dilihat oleh Yesaya: Panglima dari seluruh kumpulan
penghuni sorgawi. Siapakah Dia?
Saya
berpaling ke dalam Yehezkiel pasal 1:
Maka
kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau
mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Di atas cakrawala yang ada di atas
kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit;
dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.
Dari yang
menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan
seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya
sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar.
Seperti
busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah
kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN.
Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Siapakah
itu? Yehezkiel melihat kemuliaanNya dalam gambaran yang diberikannya, seperti
api yang dikelilingi sinar dan seperti busur pelangi yang duduk di atas sebuah
takhta, di depan Dia, Yehezkiel bersujud seperti di hadapan kemuliaan Tuhan.
Siapakah itu yang dilihat oleh Yehezkiel?
Saya
berpaling lagi ke dalam kitab Daniel pasal tiga:
Tetapi
ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu dengan terikat.
Kemudian
terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada
para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat
ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
Katanya: "Tetapi
ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu;
mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
Siapakah
yang berjalan-jalan bersama dengan Mesakh, Sadrakh dan abednego di tengah-tengah
api yang menyala itu? Siapakah namaNya? Siapakah Pribadi yang mulia yang
berjalan-jalan dengan ketiga anak Ibrani itu di dalam api yang menyala itu?
Siapakah Dia?
Atau lihat
lagi dalam Daniel pasal 7:
Aku terus
melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit
seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan
ia dibawa ke hadapan-Nya.
Lalu
diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka
orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya
ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Sipakah
itu yang kepadaNya di beri putusan, bahwa dari akhir sejarah dan akhir zaman
dan kekekalan yang akan datang, akan diberikan kepadaNya sebuah kerajaan yang
tidak akan musnah tetapi akan tetap sampai selamanya-lamanya? Siapakah Pribadi
yang mulia itu? Siapakah Dia?
Dan kita juga bisa lihat di
dalam kitab terakhir dari Perjanjian Lama. Maleakhi pasal 3:
Lihat, Aku
menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak
Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu
kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Siapakah
yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri,
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan
seperti sabun tukang penatu.
Ia akan
duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan
orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka
menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Dan
siapakah Tuhan Allah yang ajaib ini, yang akan datang ke baitNya dan akan
mentahirkan dosa dan kenajisan Yakub dan keturunan Israel sehingga mereka dapat
memberikan persembahan di dalam keimamatan imam mereka, korban yang benar?
Sipakah ini?
Saudara yang terkasih, kita
tidak akan menekankan poin itu secara berulang-ulang. Saya tidak memiliki waktu
untuk menyentuh seluruh gambaran dari Pribadi yang mulia itu. Mereka menyanyikan
tentang Dia sekarang ini: “Seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra
telah diberikan untuk kita.” Dan pemerintahan, dan kerajaan akan didirikan di
atas tanganNya, ada di atas bahuNya. “Dan namaNya akan disebut sebagai penasehat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja damai.”
Sipakah
Pribadi yang sangat mulia itu? Dia menampakkan diri secara berulang-ulang, dan
Dia digambarkan ribuan kali dalam Perjanjian Lama itu, yang sedang menanti
kedatanganNya. Siapakah Dia, Malaikat kehadiran Tuhan ini, Malaikat Theofani ini—manifestasi—dari
Allah? Siapakah Dia?
Sekarang
lihat sekali lagi. Sebagaimana kita telah melihatnya sebagai Pribadi yang mulia
di dalam masa yang lampau, lihat ke dalam Pribadi yang memiliki kemuliaan yang
sama di dalam masa yang datang selanjutnya. Lihat ke arah Dia.
Di dalam
kitab Kisah Rasul pasal sembilan: “Dan sebagaimana Paulus sedang berada di dalam
perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya dari
langit memancar mengelilingi dia.” Dan dia menjadi buta—seperti yang dia katakan—oleh
kemuliaan cahaya itu yang jatuh memancar ke bumi dan menyilaukan—cahaya yang
lebih terang dari pada cahaya matahari yang bersinar dari kemuliaan seorang
Pribadi yangmenambahkan diri kepada penganiaya jemaat ini.
Ia rebah
ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus,
Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?"
—Kemuliaan Pribadi ini, lebih
terang dari pada cahaya matahari: Siapakah Engkau Tuhan?” Siapakah Engkau? “Dan
Dia menjawab: Akulah Yesus yang kau aniaya itu.”
Dan sekali
lagi dalam kitab Wahyu pasal pertama: “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh”—pada
hari ini, hari Minggu,
Pada hari
Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang
nyaring, seperti bunyi sangkakala,
Lalu aku
berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling,
tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Dan di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah
yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Kepala dan
rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Dan kaki-Nya
mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau
air bah.
Dan di
tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah
pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang
terik.
Ketika aku
melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati;
tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku,
--Sebuah gerak tubuh yang telah
dikenali oleh Yohanes dalam seluruh hidupnya; mereka adalah sepupu; mereka
tumbuh bersama. Dan seberapa sering Tuhan telah melakukan hal itu?
Ia
meletakkan tangan kanan-Nya—di atasku,lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah
Yang Awal dan Yang Akhir,
Dan Yang
Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku
memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
--Mereka berada di dalam
kekuasaan tanganKu.
Siapakah
pribadi yang mulia itu? Pada masa lalu dan pada masa yang selanjutnya, Malaikat
kehadiran Tuhan, Malaikat Teofani, Malaikat Perjanjian, siapakah Dia?
Di sebuah
lembah yang kecil, lembah yang sangat kecil, dalam waktu yang singkat antara
masa lalu dan masa yang datang selanjutnya, dalam masa yang sangat singkat, Dia
turun dari Takhta kerajaanNya. Dan dia turun, turun, turun dan akhirnya,
mengenakan rupa dalam sosok bayi yang mungil, lahir dari kandungan seorang ibu.
Dia menjadi sama seperti kita—Allah menjadi manusia—dan, kita telah melihat
kemulianNya. Oh, keindahan hidupNya, kata-kata yang menakjubkan, kuasa
kebangkitanNya dan janji tentang kerjaanNya yang akan datang!
Inkarnasi—Mengapa?
Mengapa? Allah yang begitu besar dan kita yang sangat kecil.
Mengapa?
Ada dua alasan. Yang pertama: Dia datang untuk menawarkan sebuah korban atas
dosa-dosa kita: “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan terhadap dosa,”
sebab hidup di dalam daging adalah hidup di dalam darah. Dan Aku telah
mempersembahkannya di atas altar untuk membuat penebusan terhadap jiwamu, sebab
darah itu membuat penebusan terhadap jiwa.
Sebuah Roh
tidak memiliki darah. Roh tidak memerlukan tubuh. Sebuah roh tidak dapat
dipersembahkan sebagai korban bagi dosa-dosa kita. Pribadi yang mulia itu datang
dalam rupa manusia, sehingga Dia dapat membuat sebuah korban penebusan bagi
dosa-dosa kita. Dia datang dan mati untuk kita.
Yang kedua.
Mengapa Allah berinkarnasi, Tuhan yang penuh berkat, menjadi daging. Mengapa? Di
dalam tujuan sehingga Dia dapat menjadi “seorang Imam Besar yang setia dan penuh
simpati, yang dicobai dalam segala hal, sama seperti kita, sehingga dia dapat
merasakan semua kelemahan-kelemahan kita.”
Dia
mengetahui semua tentang kita. Dia telah menghidupi kehidupan kita—Allah telah
menghidupinya. Tidak ada rasa sakit yang melebihi kesakitanNya. Dia mengerti.
Tidak ada kedukaan yang melebihi kedukaanNya. Dia mengerti. Tidak ada rasa lapar
dan rasa frustasi dan menjadi kecewa lebih dari rasa lapar, dan kekecewaan
serta frustasui yang Dia alami. Tidak ada kematian yang tidak Dia alami. Dia
mengetahui semuanya tentang kita.
Dan Dia
datang untuk tinggal di dalam kehidupan kita, untuk menangis bersama kita, untuk
menanggung kedukaan kita. Dan Dia telah dicobai sama seperti kita, namun Dia
tidak berbuat dosa. Dia mengetahui pencobaan kita dan kelemahan kita dan
pergumulan kita sehingga kita memiliki seorang yang setia, seorang yang simpati,
Imam Besar yang mengerti di dalam pengadilan Allah yang Mahatinggi.
Saudara-saudari yang terkasih, hal ini terlalu mengagumkan untuk ditempatkan
dalam sebuah lagu atau sebuah khotbah—sesuatu yang tidak ada bandingnya dari
semua kebenaran yang penuh nilai yang dapat dibayangkan oleh sebuah pikiran!
Pribadi ini sangat mulia dan Pribadi ini adalah Yesus.
Richard
Peacock berkata, “Pendeta, saya berharap anda akan menambahkan ke dalam khotbah
itu, sesuatu hal yang saya dengar berulang kali anda katakan.’ Dia berkata, “Hal
itu akan membantu kita semua.”
Saya
berkata, “Richard, dengan senang hati saya akan melakukannya.”
Satu-satunya Allah yang anda akan pernah lihat adalah Tuhan Yesus. Anda tidak
akan pernah melihat tiga Allah selamanya. Hanya ada satu Allah, hanya satu.
Satu-satunya Allah yang akan kita pernah lihat memiliki bekas paku di tanganNya.
Dia memiliki sebuah luka besar di lambungNya. Dia memiliki sebuah tubuh.
Satu-satunya Allah yang anda sembah, yang anda bersujud di hadapanNya, yang anda
lihat ke atasNya adalah Yesus, Saudara kita yang sulung, Juruselamat dan Tuhan
kita. Satu-satunya Allah yang anda akan lihat adalah Yesus.
Satu-satunya Allah yang anda rasakan adalah Roh Kudus, Roh Yesus, di dalam hati
kita. Ketika kita memiliki tarikan itu di dalam jiwa kita, bujukan Roh di dalam
hati kita, itu adalah Roh Suci dari Yesus. Satu-satunya Allah yang anda rasakan
adalah Roh Kudus dari Yesus.
Dan
satu-satunya Allah adalah Allah—satu Allah—dan, kita mengenalNya sebagai Bapa
yang tidak kelihatan. Kita mengenalNya sebagai anak yang tidak kelihatan. Dan
kita mengenalNya sebagai Roh yang tidak kelihatan, Yang berdian di dalam hati
kita. Ada sebuah misteri, di dalam manifestasi Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh,
ke dalam batas pikiran kita yang tidak dapat masuk. Tetapi kebenarannya tidak
kurang sederhana, tidak kurang memikat, agung dan mulia.
Ketika saya berlutut di depan Yesus, saya berlutut di depan Allah. Ketika saya
berdoa di dalam nama Yesus, saya sedang berdoa di dalam nama Allah. Ketika saya
mengasihi Tuhan Yesus, saya mengasihi Allah.
Ketika saya melayani Yesus, saya
melayani Allah. Ketika saya memuji di dalam namaNya dan memuji Dia dan
berkhotbah tentang Dia, saya sedang bernyanyi, memuji dan berkhotbah tentang
Allah. .
Dia adalah
Allah, yang bermanifestasi di dalam daging: “Pada mulanya adalah logos,”
yang bermanifestasi, yang mencipta, yang bekerja, yang menyelamatkan, Allah yang
menjangkau—“Pada mulanya adalah logos dan logos itu bersama-sama
dengan Allah”—pros ton theon—“dan logos itu adalah Allah, logos
itu telah menjadi manusia. Dan kita telah melihat kemuliaanNya, kemuliaan
satu-satunya dari Anak Tunggal Bapa.”
Oh,
kedalaman dari kemuliaan dan kebijaksanaan dan manifestasi serta penyataan Tuhan
Allah, yang telah tinggal diantara kita dan telah memberikan diriNya bagi kita!
Itu adalah Natal. Itu adalah keajaiban dari Betlehem yang akan saya khotbahkan
Minggu berikutnya.
Dan itulah
sebabnya mengapa hal itu sangat pantas. Saya tidak peduli apa yang orang
sampaikan. Itulah sebabnya hal itu sangat pantas lebih dari apa yang ada di
seluruh dunia ini. Bersyukurlah kepada Allah atas karuniaNya yang luar biasa di
dalam Kristus Yesus! Itulah sebabnya mengapa kita menyalakan lampu di dalam
rumah dan di jalan-jalan. Itulah sebabnya mengapa program Natal, yang kita buat
kita usahakan secara senyap dan itu merupakan cara manusia untuk mengungkapkan
kepada Allah ucapan syukur yang tidak terkatakan dari jiwa kita atan karunia
kasihNya, ketika kita datang berlutut bersama-sama dengan orang lain.
Ada sebuah lagu
di angkasa
Ada sebuah
bintang di atas langit
Di sana ada
seorang ibu yang berdoa dengan sungguh-sungguh
Dan seorang bayi
mengangis dengan lembut
Dan
bintang-bintang membunyikan sinarnya
Ketika nyanyian
yang indah
Bagi palungan
Betlehem
Tempat lahir
Seorang Raja
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.
No comments:
Post a Comment