Anda akan
menjadi sangat terkejut ketika membaca surat Paulus yang ditujukan kepada gereja
di Efesus yang menjelaskan tentang petunjuk-petunjuk pribadi. Paulus
menghabiskan waktu lebih lama dalam pelayanannya di Efesus dibanding tempat
lainnya. Dua kali selama ia melakukan pekerjaannya di Efesus sebagaimana yang ia
lakukan di Korintus.
Dalam
perjalanan misi yang kedua, setelah dari Makedonia dan Yunani sampai Syria, ia
berhenti di Efesus bersama Akwila dan Priskila.
Setelah
berbicara di dalam sinagog di sana, ia meninggalkan Akwila dan Priskila dan
pergi dengan janji bahwa di dalam anugerah Allah, ia akan kembali lagi.
Dalam perjalanan
misi yang ketiga, setelah mengunjungi gereja-gereja di bagian Phrygia dan
Galatia, ia pergi ke Efesus. Pada kenyataannya, pada perjalanan misi yang ketiga
itu banyak dihabiskan untuk melayani jemaat di Efesus.
Ketika ia
meninggalkan Efesus setelah tiga tahun, ia pergi keluar kota itu karena
khotbahnya menimbulkan keributan di sana.
Ia datang kembali ke Makedonia tetapi berhenti
di Miletus yang berjarak sekitar delapan belas mil jauhnya, dan di sana duduk
para tua-tua, gembala-gembala gereja di Efesus, dan dari sana ia mengirim surat
tersebut, dan itu dapat anda baca di dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal
keduapuluh.
Pelayanan yang telah Paulus lakukan di Efesus
menyebar ke seluruh Asia. Tujuh gereja di Asia terorganisir dari kotbah agung
Paulus di Efesus dan orang-orang yang ia kenal dan mengasihinya yang ada sana.
Surat untuk gereja di Efesus adalah surat dari rasul
kepada para pemimpin gereja. Surat ini adalah sebuah surat umum. Sebuah surat
edaran. Paulus menuliskannya untuk gereja-gereja, semua gereja, untuk
gereja-gereja sebelum kita dan untuk gereja-gereja pada masa kita.
Injil ini dialamatkan kepada gereja-gereja dari segala zaman.
Ketika Paul mendiktekan surat itu, ada
salinan yang dibuat dari surat tersebut, dan ia mempercayakan penyalinan itu
kepada Tikikus, seorang rekan sekerja dan seorang rekan sepelayanan. Tikikus
mengambil surat-surat tersebut dan mengalamatkan kepada nama gereja yang mana
surat-surat tersebut ia serahkan.
Ketika ia membawa naskah sampai di Efesus,
ia menuliskannya, Paulus, seorang rasul dari Yesus Kristus oleh kehendak Allah,
untuk orang-orang kudus di Efesus. Kemudian bila ia mengambil naskah, copy
lainnya, untuk jemaatt Laodikia, ia menuliskannya di sana, kepada orang-orang
kudus di Laodikia. Bila ia mengambil naskah, copy lainnya, untuk jemaat
Hierapolis, ia menuliskannya di sana, kepada orang-orang kudus di Hierapolis.
Dan itulah sebabnya mengapa Anda tidak mempunyai
petunjuk-petunjuk pribadi dalam surat Efesus. Naskah yang turun kepada kita itu
merupakan salah satu salinan yang ditujukan kepada gereja di Efesus.
Jika Anda memperhatikan ayat-ayat bagian akhir di
dalam surat Paulus kepada jemaat di Kolose, untuk orang-orang Kolose, ia
mengatakan, sekarang aku ingin kalian membaca surat yang pernah aku tulis kepada
jemaat di Kolose, Laodikia, dan aku ingin kalian membaca surat kepada jemaat di
Laodikia.
Di mana surat kepada Laodikia? Surat kepada Laodikia
adalah surat yang sama dengan surat Efesus. Jadi ini
merupakan suatu surat umum yang dialamatkan
kepada semua gereja.
Sekarang, marilah kita mulai
mengkhotbahkan surat ini. Dan khotbah pagi ini akan diambil dari ayat pertama. “Dari
Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di
Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.”
Ini adalah lingkungan kehidupan orang Kristen. Ia
hidup di tiga tempat. Lingkungan yang melingkari di sekelilingnya. Kita
dilingkari oleh tiga hal. Biarkan saya mengilustrasikannya terlebih dahulu.
Sekarang seperti terlihat di sini. Kita adalah di dalam Kristus.
Kehidupan Kristen kita adalah hidup di dalam Kristus. Kedua, kehidupan kita
adalah hidup di dalam persekutuan orang-orang kudus. Ketiga, kehidupan kita
adalah hidup di tengah-tengah masyarakat Efesus, atau dunia di sekitar kita.
Kita bukanlah orang-orang kudus yang ada di dalam
surga. Kita adalah orang-orang kudus di Efesus. Kita berada di dunia dengan
semua kejahatannya, pencobaan-pencobaan, tantangan-tantangannya, sekularisme dan
penyembahan berhala. Dan kehidupan kita adalah hidup di dalam tiga
kategori-kategori itu. Kita akan berbicara tentang mereka pada waktu kita.
PERTAMA, KITA HIDUP DI DALAM KRISTUS
Pertama, di dalam Kristus. Kehidupan Kristen adalah
hidup di dalam Kristus. Mungkin Anda tidak menggunakan sebutan itu. Itu adalah
asing bagi Anda. Kita sukar mengerti apa yang dimaksudkan. Karena kita bersifat
materialistik dalam semua pandangan kita, dalam kehidupan kita.
Jika saya mendekati
seseorang dan bertanya kepada dia, “Apakah Anda di dalam bisnis?” Ia segera
memahami apa yang saya maksudkan dan ia akan menjawabnya. “Apakah Anda di dalam
bisnis?” Jika saya mendekati seseorang dan menanyakan dia, “Apakah Anda di dalam
salah satu dari profesi-profesi?” Ia akan segera memahami apa yang saya katakan.
Apakah Anda di dalam hukum? Apakah anda di dalam pengobatan? Apakah anda di
dalam salah satu dari profesi-profesi? Dengan seketika ia akan mengetahui
maksudnya.
Ketika saya mendekati Rich Liner, teman
muda saya, dan bertanya kepadanya, “Apakah kamu sedang ada dalam cinta?”
Wajahnya menjadi kemerah-merahan, tetapi ia mengetahui dengan pasti apa yang
saya maksudkan, dan ia akan menceritakan kepada saya tentang gadis manis yang
bergabung menjadi anggota jemaat Minggu lalu yang akan ia nikahi. Dan saya telah
mencatat di buku saya tanggal pernikahannya kemarin.
Tetapi jika saya mendekati seseorang dan
bertanya kepadanya, “Apakah Anda di dalam Kristus?” Ia akan menjadi bingung dan
bahkan mungkin malu. Itulah yang menjadi perbedaan antara kita dengan
orang-orang Kristen pada abad pertama, karena mereka hidup dalam bahasa tersebut
dan bagi mereka itu adalah bahasa paling umum dikenal -- “Di dalam Kristus,”
“yang berakar dan didasarkan di dalam Dia,” “di dalam kesetiaanNya.” Sebagaimana
sebuah pohon anggur yang akarnya tertanam kuat di jantung bumi dimana ia
menerima hidup dan kekuatannya, demikian juga orang-orang Kristen pada abad
permulaan dimana mereka menjadi terbiasa dengan ungkapan “di dalam Kristus.”
Paulus menggunakan ungkapan itu sebanyak
164 kali: Di dalam Kristus untuk pengampunan, di dalam Kristus untuk keselamatan,
di dalam Kristus untuk jaminan, di dalam Kristus untuk kekudusan, di dalam
Kristus untuk tujuan, di dalam Kristus untuk pelayanan, di dalam Kristus
selamanya. Itu adalah sebuah ungkapan yang sangat umum dikenal sebagaimana
Paulus menggunakannya dan sebagaimana juga orang-orang Kristen menggunakannya.
Sebagai contoh, ayat yang sangat bagus di
dalam II Korintus 5:17, jika seseorang berada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru. Semuanya telah berlalu. Semuanya menjadi baru.
Jika seseorang berada di dalam Kristus,
ada sebuah kasih yang baru. Ada sebuah visi yang baru, sebuah impian yang baru,
sebuah hidup yang baru, sebuah harapan yang baru, sebuah dedikasi yang baru.
Segalanya menjadi berbeda jika seseorang berada di dalam Kristus.
Lalu Paulus menunjuk
orang-orang kudus di dalam Kristus, dan ia katakan bahwa kita adalah di dalam
Kristus. Ia menggunakannya untuk memperkenalkan dirinya senidri, “dari Paulus,
seorang rasul Yesus Kristus, di dalam Kristus, oleh kehendak Tuhan.”
Tempatnya, kerasulannya, pelayanaannya, adalah bukan
di dalam dirinya, tetapi di dalam Tuhan. Itu bukan sebagian dari pilihannya atau
sebagian dari pekerjaannya atau pun sebagian dari dedikasinya, tetapi itu ada di
dalam kedaulatan dan tujuan pilihan Tuhan.
Sekarang, -- jika kita dapat melihatnya -- ini adalah
sumber kekuatan yang tak terkira, tak terhingga bagi mereka yang berbuat baik
untuk Tuhan. Paulus mengatakan: oleh kehendak Tuhan. Dan di dalam ayat yang
pertama dari suratnya kepada gereja-gereja di Galatia ia juga menekankan itu,
bukan oleh kehendak manusia, tetapi oleh kehendak Tuhan.
Di dalam pasal yang kelimabelas dari I
Korintus ia mengatakan, aku adalah seorang rasul, tetapi aku adalah yang paling
akhir dari semua rasul. Aku tidak pantas untuk disebut sebagai seorang rasul. Di
dalam I Timotius 1:15 ia mengatakannya: “Kristus
Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka
akulah yang paling berdosa.”
Kata-katanya penuh kutukan dan
penyangkalan terhadap diri sendiri. Tetapi di mana ia dan apa yang ia katakan
adalah bahwa oleh pilihan kedaulatan dan kehendak Tuhan. Ia tidak menempatkan
dirinya sendiri di dalam Kristus dan di dalam pelayanan pekerjaan apostolik dari
Tuhan, tetapi itu adalah karena satu tindakan Tuhan. Tuhan yang melakukannya.
Sekarang, bila kita menerapkannya untuk
diri kita sendiri, kita temukan suatu sumber yang tak terhingga, yang tak
terduga, yang tak terkira dari kekuatan di dalam hidup kita untuk apa yang kita
lakukan dan apa yang kita sedang mencoba untuk lakukan adalah bukan karena kita
sudah dipilih, tetapi tempat kita, pesan kita, pekerjaan kita dan tugas kita
adalah dari surga. Kita berada di dalamnya dan kita berada adalah karena
kehendak Tuhan.
Dan saya
katakan bahwa suatu sumber dari dorongan yang tak terkira, tak terhingga untuk
-- jika Anda seperti saya dan Anda adalah manusia, seperti Anda menghadapi
tugas-tugas dan penugasan dari Tuhan, semua perasaan kurang yang meliputi Anda
dan merasa tidak sesuai yang menangkap Anda dan yang mematahkan semangat Anda
karena Anda tidak kuat menghadapi sebagaimana Anda senang atau bukan mampu
sebagaimana Anda memilih menjadi diri Anda. Tetapi
pekerjaan kita untuk Tuhan adalah bukan di dalam kelemahan kita dan itu bukan
pilihan dalam diri kita, tetapi karena Tuhan yang menaruh kita di dalamnya
Dan hasil dari doktrin seperti itu di dalam
Alkitab adalah ini, bahwa di dalam pekerjaan kita dan di dalam tempat kita, kita
mengambil pikiran kita dan mata kita dari diri kita sendiri. Kita tidak
mengandalkan diri kita sendiri, tetapi kita mengandalkan Tuhan. Dan itu yang
memberi kita kekuatan dan yang membuat kita cukup. Itu yang membuat kita sepadan
dengan apa yang Tuhan sudah tugaskan kepada kita untuk melakukannya. Itu adalah
pekerjaan Tuhan dan kita adalah umat Tuhan dan Tuhanlah yang memperhatikan kita
sampai selesai. Ini merupakan sesuatu yang sangat indah. Dari Paulus, di dalam
Kristus, seorang rasul oleh kehendak Tuhan.
Mungkin kita bukanlah rasul-rasul.
Mungkin kita bukanlah pengkotbah atau gembala. Tetapi kita semua mempunyai satu
tugas. Kita mempunyai satu panggilan. Ada suatu pola ilahi untuk tiap-tiap
kehidupan. Di dalam panggilan, Tuhanlah yang membuat kita mampu dan sama, dan
itu adalah karena Tuhan yang memberkati kita.
Dan jika tugas dan penugasan saya adalah
untuk menjadi seorang penjaga pintu di dalam rumah Tuhan, itu adalah pekerjaan
yang indah. Tuhan, membantu saya untuk menjadi penjaga pintu Tuhan atau seorang
guru atau seorang penyanyi atau seorang penjaga anak-anak atau apapun juga yang
Tuhan sudah panggil kita dalam kehidupan ini. Kita di dalam Kristus dan kita
seperti rusa yang rindu sungainya.
KEDUA, KITA HIDUP DI TENGAH ORANG-ORANG KUDUS
Selanjutnya dikatakan bahwa Paulus, seorang rasul
dari Yesus Kristus, di dalam Kristus oleh kehendak Tuhan, untuk orang-orang
kudus.
Hoi
hagioi, orang-orang kudus. Kata qādôš dalam bahasa Ibrani di dalam
Perjanjian Lama dan kata hagios dalam bahasa Yunani di dalam Perjanjian
Baru adalah sangat mirip dan mengacu pada hal yang sama. Bentuk kata kerjanya
adalah kata hagiazō dan itu mengacu pada
sesuatu yang Tuhan berikan yang berarti menyucikannya, kesucian untuk Tuhan.
Hagiazō, untuk dikuduskan bagi Tuhan, untuk disisihkan bagi Tuhan.
Bentuk kata kerja
tersebut adalah sangat banyak. To hagion adalah -- dalam Alkitab Anda
diterjemahkan – bait suci, bait suci Tuhan. To hagion, satu dari
bentuk-bentuk dari hagiazō, -- dikuduskan bagi Tuhan, kepunyaan Tuhan,
bukan untuk penggunaan umum, tetapi untuk penggunaan Tuhan . To hagion,
kata bahasa Yunani untuk bait suci.
Ta
hagia. Ta hagia, tempat kudus. Hagia hagiōn, Ruang maha
kudus. Bahasa Latinnya, sanctum sanctorum. Pneuma hagion, Roh
Kudus. Gagasannya, apakah qādôš dalam Perjanjian Lama atau hagios
dalam Perjanjian Baru, bahwa ini adalah sesuatu yang Tuhan telah sisihkan. Tuhan
yang telah menetapkannya terpisah untuk dia.
Sekarang, mari kita memperhatikan walau hanya untuk
sebentar. Misalnya untuk sebuah bangunan. Tidak ada orangpun yang bisa membangun
sebuah bangunan dan berkata, “Ini adalah ta hagia, bait suci Tuhan.”
Tuhan yang harus melakukan itu. Tuhan yang harus menyisihkan dan menyucikan
membangun. Tuhan memilih dimana namanya berada. Ta hagia, kepunyaan Tuhan.
Tuhan yang melakukan itu.
Hal yang sama adalah tentang seorang imam. Di dalam
Alkitab, tidak ada seorangpun yang bisa menetapkan orang lain dan
mentahbiskannya untuk menjadi imam. Tuhan memilih orang untuk menjadi imam. Dan
ia adalah seorang qādôš. Ia adalah
seorang orang kudus. Tuhan memilih dia untuk menjadi imam. Dan, seperti Anda
mengetahui, di dalam Perjanjian Lama, itu adalah keluarga Harun. Tuhan yang
melakukan itu.
Altar
adalah hagios, qādôš. Kepunyaan Allah. Pengorbanan adalah
hagios. Itu adalah qādôš. Itu kepunyaan Allah. Persembahan
adalah kudus bagi Tuhan. Persembahan adalah qādôš. Itu adalah
hagios. Itu kepunyaan Tuhan. Itu adalah agar
tidak digunakan oleh saya atau oleh kita. Itu kepunyaan Tuhan. Persembahan
adalah kudus bagi Tuhan. Dan di dalam Alkitab bangsa Israel disisihkan,
disucikan, kudus, qādôš.
Pasal kesembilanbelas dari Keluaran mendahului pasal keduapuluh dari
Keluaran. Bukankah itu serasi? Pasal kesembilanbelas
dan kemudian pasal keduapuluh. Sekarang, di dalam pasal keduapuluh, Tuhan
memberikan kepada Israel Sepuluh Perintah. Tetapi di dalam pasal kesembilanbelas
dari Keluaran Tuhan berkata kepada orang-orang, kamu haruslah menjadi bagiKu
satu kerajaan para imam dan satu bangsa yang kudus.
Disisihkan untuk apa? Mereka diharapkan
menjadi berkat untuk semua bangsa-bangsa di bumi. Tuhan memberikan wahyu-wahyu
kepada mereka bahwa mereka boleh menjadi pengajar kepada semua orang bukan
Yahudi di bumi. Itu adalah tujuan Tuhan bagi Israel. Yang disisihkan,
qādôš, hagios.
Sekarang, bila Anda melihat Perjanjian
Baru, Anda akan menemukan bahwa istilah itu sangat tepat dan itu adalah
wahyu-wahyu yang sangat tepat dari surga bagi Tuhan yang adalah sama dengan
kemarin sebagaimana Ia hari ini sebagaimana juga Ia melewati semua kekekalan.
Dan ini adalah bagaimana Tuhan mengerjakan. Tuhan memilih dan menetapkan
berbagai hal tertentu untuk dirinya sendiri.
Sekarang, jika kita masih mempunyai waktu,
kita akan memperhatikan sebagian dari berbagai hal tersebut. Salah satu dari
mereka adalah sebagaimana Anda. Tetapi Anda, seperti yang Simon Petrus katakan,
satu generasi yang dipilih, satu imamat rajani, satu bangsa yang kudus. Anda
adalah seorang yang istimewa dimana Anda harus terus menerus memuji Dia yang
telah memanggil Anda ke luar dari kegelapan masuk ke dalam terangNya yang ajaib.
Rumah yang saya tinggali di dalamnya
adalah kudus bagi Tuhan. Adalah bait suci. Adalah hagion oleh Roh Kudus.
Tuhan tinggal di bait suci ini, rumah ini. Dan diri Anda adalah bukan milik
Anda sendiri. Anda telah dibeli dengan satu harga. Oleh karena itu, muliakanlah
Tuhan di dalam tubuhmu. Karena seorang yang mabuk adalah mengotori tubuh Kristus,
karena seorang yang mengambil badannya untuk berbagai hal yang menghancurkan
kesehatannya merupakan suatu dosa.
Mengapa? Bukan karena sebuah dosa untuk
seorang untuk mabuk. Bukan karena sebuah dosa untuk seorang orang untuk merokok.
Bukan karena sebuah dosa dengan sendirinya untuk seorang yang mengusir hidupnya
oleh kebiasaan-kebiasaan yang hanya membinaskan dan melemahkan. Apa yang Tuhan
katakan itu adalah bahwa tubuhku adalah bait suci Roh Kudus. Itu adalah
qādôš. Itu adalah hagios. Itu bukan
kepunyaan saya. Tuhan memberikannya kepada saya untuk memuliakan Dia dan itu
adalah rumah di mana Dia hidup.
Sekarang, hal yang sama berhubungan
dengan orang-orang kudus seperti itu, bila kata itu digunakan mengacu kepada
kita, itu adalah selalu di dalam bentuk jamak. Hoi hagioi. Orang-orang
kudus, jamak. Di dalam Alkitab itu selalu nenggunakan bentuk jamak, orang-orang
kudus. Selalu jamak, orang-orang kudus, dan Alkitab mengatakan bahwa
mereka saling mengasihi satu sama lain. Mereka disebut ekklēsia; yang
diterjemahkan dalam Perjanjian Baru “gereja.” Mereka adalah orang-orang yang
dipanggil keluar oleh Allah. Mereka adalah masyarakat kepunyaan Allah. Dan
mereka adalah koinonia, ekklēsia itu. Mereka adalah orang-orang
yang dipanggil keluar oleh Tuhan dan mereka adalah koinonia; yang
diterjemahkan “persekutuan,” “komunitas.” Mereka bersatu dalam kasih.
Dan jika
Anda berada di dalam Kristus, itu adalah sebuah bagian dari dandanan Anda. Anda
bahagia berada bersama dengan orang-orang kepunyaan Allah. Dan ketika datang
waktunya untuk perkumpulan itu, Anda berada di sana.
Minggu
lalu, ada seorang pria dan istrinya yang datang dari Atlanta, Georgia, hadir
dalam kebaktian minggu malam. Setelah kebaktian selesai dan saya mendatanginya.
Ia mempunyai dua karcis Cotton Bowl dalam dompetnya. Mereka akan
menyaksikan permainan sepakbola minggu malam yang lalu, itulah sebabnya ia
mempunyai dua karcis.
Lalu ia
berkata kepada saya, “Saya dari Atlanta. Saya sama sekali tidak mempunyai tempat
untuk bergereja di sini. Bahkan saya bukan seorang Baptis.” Kemudian ia berkata,
“Ketika tiba waktunya untuk menyaksikan pertandingan Cotton Bowl tersebut,
saya telah mendengar tentang Anda yang mengkotbahkan doktrin dasar dalam gereja
tersebut.” Lalu ia berkata, “Saya tidak jadi pergi menonton.” Lalu ia datang
kemari dan menghadiri kebaktian. Sebagaimana yang Anda ketahui, kita
melaksanakan sebuah kebaktian Pentakosta yang amat menarik dan ia berkata, “Ini
adalah sesuatu yang sangat luar biasa saya dapat menghadiri kebaktian ini.”
Sekarang,
ia berada dalam Kristus. Sebagaimana adanya Anda. Mengapa? Saya akan menjadi
begitu menderita duduk dalam pertunjukan bioskop. Saya akan menjadi begitu
menderita dalam pertandingan Cotton Bowl, menyaksikan pertandingan ketika
gereja saya sedang mengadakan kebaktian. Saya tak dapat melakukannya. Saya hanya
akan menjadi sangat menderita. Itulah jalan yang Anda ambil. Jika seseorang
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu. Perhatikan,
semuanya menjadi baru. Sebuah kehidupan yang baru, sebuah mimpi yang baru,
sebuah perkumpulan yang baru, segala sesuatunya berbeda.
Pada waktu
pelayanan penggembalaan di masa muda saya ketika saya masih studi seminari di
Kentucky, dekat perkampungan dimana saya menjadi gembala ada sebuah keluarga
yang telah membeli sebuah ladang yang sangat luas, dengan segala keindahan
Kentucky yang ada dalam rumahnya. Ia mempunyai keluarga besar. Mereka datang dan
segera bergabung di gereja kami dan saya melihat dia di sana setiap saat dimana
pintu terbuka
Dia
seperti seorang laki-laki yang lapar ketika ia mendengarkan dan haus ketika ia
mendengarkan Firman Tuhan. Dan ketika saya selesai berkotbah, air matanya jatuh
membasahi mukanya. Dan ketika orang-orang sedang bernyanyi, ia begitu
bersemangat. Suatu hari saya diundang menjadi tamunya untuk makan malam, dan
ketika mengunjunginya, saya berkata, “Saya melihat Anda di kebaktian dan Anda
begitu bersemangat, seperti seorang yang rindu duduk makan di meja Tuhan,
seperti seorang yang haus akan air kehidupan, dan Anda menangis.” Lalu saya
berkata, “Mengapa Anda melakukan hal seperti itu?”
Lalu ia
berkata, “Pendeta muda, beberapa tahun lalu saya tinggal di jalan menuju
pegunungan di Kentucky bagian timur, dimana di sana sangat sedikit, itu pun jika
ada, orang-orang Kristen dan gereja tidak ada sama sekali.” Ia melanjutkan, “Di
atas sana, di tempat yang jauh dan sepi itu, hati saya begitu lapar dan jiwa
saya begitu haus.” Kemudian ia melanjutkan lagi, “Sekarang setelah kami pindah
di sini dan kami datang ke gereja.” Oh, dia berkata kepada saya, “Itu seperti
halnya surga dan saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menangis sebagaimana
saya duduk di gereja dan mengucap syukur kepada Tuhan untuk umat kepunyaan Allah
tersebut.”
Begitulah
keadaan Anda ketika Anda berada di dalam Kristus. Sementara di sana ada ribuan
country club, hati saya masih kosong dan steril ketika sedang meletakkan
kehidupan saya di sebuah country club. Ada ribuan perkumpulan lainnya,
banyak diantaranya sangat bagus, tetapi jiwa saya akan masuk ke dalam kematian
jika hanya menjadi baik dalam sebuah perkumpulan yang sangat bagus. Saya ingin
diberi makan roti kehidupan.
Sebenarnya
nyanyian Break Thou the Bread of Life, Dear Lord, to Me tidak berhubungan
dengan Perjamuan Tuhan [terjemahan lagu itu dalam buku Nyanyian Pujian “B’ritakanlah
Firman Hidup”]. Itu berhubungan dengan kitab ini. Melewati halaman yang
telah disucikan, saya melihat Tuhan. Itulah tentang buku ini. Saya ingin diberi
makan. Saya ingin setiap orang membuka Alkitab dan berbicara kepada saya tentang
firmanNya.
Seorang mungkin memberi kuliah dengan indahnya. Yang
disebut khotbah etis bisa penuh dengan peringatan yang terbaik, tetapi Socrates
sudah berkata hal yang sama. Buddha, yakin pasti telah berkata dengan lebih baik.
Dan Zoroaster pasti telah yakin menempatkannya di dalam bahasa yang lebih indah.
Tetapi itu
bukanlah soal keindahan bahasa dan bukan soal isinya yang etis. Apa yang ingin
saya ketahui adalah, apakah Allah mengatakan sesuatu? Dan hati saya ingin
mendengar dan jiwaku haus untuk mengetahui. Jika Anda berada di dalam Kristus,
seperti itulah Anda dan Anda akan cinta berada dengan umat Tuhan di dalam rumah
Tuhan untuk mendengarkan Firman Tuhan. Hoi hagioi, orang-orang kudus
kepunyaan Tuhan.
KETIGA, KITA HIDUP DI DALAM DUNIA
Orang-orang kudus
di dalam Kristus di Efesus. Bukan di atas sana. Di bawah sini. Di Efesus.
Seperti ilustrasi tentang kapal itu, kita berada pada laut kehidupan. Seperti
kata Tuhan kepada jemaat di Pergamus, Aku tahu dimana kamu berada, dimana kamu
hidup, dimana iblis berada, dimana iblis mempunyai tahtanya. Kita berada di
dalam dunia seperti itu.
Tetapi
Anda jangan menjadi takut atau khawatir. Kapal itu mungkin berada di samudra
Pasifik yang luas di bumi ini, dan air boleh menutupi berjuta-juta meter persegi
lautan. Tetapi semua air di samudra Pasifik tidak dapat menenggelamkan kapal itu
selama air itu berada di luar kapal tersebut, walaupun kapal itu berada di
tengah-tengah lautan. Dan begitulah kita.
Hanya
jika air itu masuk ke dalam kapal yang dapat menyebabkan kapal itu tenggelam ke
dasar laut, dan mungkin kita hidup di atas gelombang ketidakadilan, kutukan,
ketidakpercayaan, cemoohan rohani dan ejekan, dan mungkin kita hidup di atas
gelombang sekularisme, materialisme dan kegelapan.
Itu tidak akan pernah
mengganggu kita selama itu tidak masuk ke dalam diri kita. Dan jika Anda berada
di dalam Kristus, Roh Kudus ada dalam diri Anda. Tidak ada ruangan di sana untuk
gelombang kejahatan, kekerasan, kegelapan, dosa dan ketidakpercayaan di
sekeliling Anda. Seperti cahaya yang bersinar dalam tempat yang gelap, seperti
sebuah kapal yang laju berlayar walaupun dalam air yang bergejolak, tetap dalam
Kristus seperti di Efesus.
Baiklah,
saya harus undur diri. Walaupun saya tak ingin. Satu saat dalam hari-hari
kemulian, saya akan meminta Allah memberikan sebuah planet kepada saya. Setiap
orang akan menjadi bagian dari alam semesta kepunyaan Allah, kita hanya akan
melayani siang dan malam, sepanjang tahun, selama-lamanya.
Baiklah,
Anda berkata, “Tidakkah Anda kehabisan sesuatu untuk mengatakannya?” Tidak
selama saya memiliki kitab itu dalam tangan saya. Anda tidak pernah akan menduga
betapa dalamnya firman Allah. Tidak pernah. Bila Anda berpikir, “Saya telah
mendalaminya,” Anda hanya baru saja menemukan sumber lainnya, lapisan emas
lainnya, banyak mutiara untuk diangkat ke atas dari dalamnya samudra.
Saudara-saudara yang terkasih. Maukah Anda menyanyikan sebuah lagu yang indah
untuk kita nyanyikan?
Sementara
kita bernyanyi, keluarga Anda dipersilahkan untuk maju ke dapan, suami-istri
dipersilahkan untuk maju ke dapan, siapapun Anda dipersilahkan untuk maju ke
dapan, lakukanlah pada pagi ini. Ambil keputusan sekarang. Dan sebentar ketika
Anda berdiri, maju dan berdirilah di dapan sini.
Oleh Dr. W. A.
Criswell
Alih bahasa
Santoso B. Teguh, S.Th., M.Th.
No comments:
Post a Comment